hay malam.
by
Hanifah Trya
- 12:41 AM
Disuatu malam, ada dua orang yang saling berkasih.
Mencintai dalam diam.
Egois. benar-benar tidak ada yang mau mengalah dalam pertarungan hati.
Kemudian malampun semakin larut.
Mereka hanya saling tatap dalam layar datar yang ada di hadapan mereka.
Menunggu untuk lampu hijau itu selalu menyala, tandanya dia ada di depan layar datar tersebut.
Seketika lampu hijau itu mati.
Sejenak lampu hijau sang lelaki pun hidup kembali. kemudian mati. lalu hidup kembali.
Seperti menunggu sesuatu.
Mungkin mengumpulkan keberanian, atau apalah.
Jari-jarinya seperti kaku seketika.
Hanya ingin selalu melihat nama sang perempuan tetap berada disana dengan lampu hijau yang tetap menyala.
Tapi ternyata dia tidak tahu satu hal.......
Begitu pula dengan sang perempuan, dia berharap untuk disapa duluan.
Yaa... karena dia adalah seorang perempuan.
Gengsi nya terlalu besar, untuk sekedar mengetikkan kata "hay, apa kabar? lama tidak melihatmu" dan dengan tanda senyum menghiasi seluruh permukaan wajahnya.
hah... sudah terlalu malam jika aku menunggu.
biarkanlah rindu ini kembali berambigu.
Seperti kelu lidah ini mengucap aku benar-benar rindu.
Sudahlah..
Suatu saat pasti akan datang pula masanya.
Selamat malam.
Mencintai dalam diam.
Egois. benar-benar tidak ada yang mau mengalah dalam pertarungan hati.
Kemudian malampun semakin larut.
Mereka hanya saling tatap dalam layar datar yang ada di hadapan mereka.
Menunggu untuk lampu hijau itu selalu menyala, tandanya dia ada di depan layar datar tersebut.
Seketika lampu hijau itu mati.
'dia memang tidak sedang menungguku'.
Sejenak lampu hijau sang lelaki pun hidup kembali. kemudian mati. lalu hidup kembali.
Seperti menunggu sesuatu.
Mungkin mengumpulkan keberanian, atau apalah.
Jari-jarinya seperti kaku seketika.
Hanya ingin selalu melihat nama sang perempuan tetap berada disana dengan lampu hijau yang tetap menyala.
Tapi ternyata dia tidak tahu satu hal.......
Begitu pula dengan sang perempuan, dia berharap untuk disapa duluan.
Yaa... karena dia adalah seorang perempuan.
Gengsi nya terlalu besar, untuk sekedar mengetikkan kata "hay, apa kabar? lama tidak melihatmu" dan dengan tanda senyum menghiasi seluruh permukaan wajahnya.
hah... sudah terlalu malam jika aku menunggu.
biarkanlah rindu ini kembali berambigu.
Seperti kelu lidah ini mengucap aku benar-benar rindu.
Sudahlah..
Suatu saat pasti akan datang pula masanya.
Selamat malam.
by
Hanifah Trya
- 11:24 PM
Nenek Sang Penjaga Kursi
by
Hanifah Trya
- 2:54 PM
Dia menyapaku..
Saat aku lewat depan kursinya..
Dalam panasnya terik matahari yang menyengat..
Dengan senyuman dan gigi yang bisa dihitung dengan jari..
Senyumannya tulus..
Menampakkan kebahagiaan.
Sepanjang hari ia hanya duduk..
Dalam kursinya..
Dan menyapa orang-orang yang lewat..
Entah dia mengenalnya atau tidak.
Kubalas senyum terindahku kepadanya..
Nenek yang ramah, gumamku.
Sepertinya kursi itu sudah dipatenkan.
Saat aku lewat depan kursinya..
Dalam panasnya terik matahari yang menyengat..
Dengan senyuman dan gigi yang bisa dihitung dengan jari..
Senyumannya tulus..
Menampakkan kebahagiaan.
Sepanjang hari ia hanya duduk..
Dalam kursinya..
Dan menyapa orang-orang yang lewat..
Entah dia mengenalnya atau tidak.
Kubalas senyum terindahku kepadanya..
Nenek yang ramah, gumamku.
Sepertinya kursi itu sudah dipatenkan.
Panjang Umur yaa nek!
Hani.
Malam.
by
Hanifah Trya
- 10:02 PM
Sungguh..
Malam itu menenangkan..
setelah keramaian siang hari..
malam adalah sambutan manis untuk kesunyian..
Rintik gerimis mengundang kekasih di malam ini..
Bebauan air yg jatuh ke tanah..
Bercampur suara gemericik air hujan..
Orang2 yg berlalu lalang menghindari hujan..
menutupi kepalanya, seakan2 hujan siap menghantam..
Aku rindu dengannya..
Bertanya-tanya akan kabarnya malam ini.
Ada segurat rindu yang terpendam menjadi belenggu..
dan bahkan kini berambigu..
Sedih bukan?
Menunggu sesuatu yang tidak pasti.
Sungguh hal yang sia-sia.
Ah..hujan
terima kasih telah mendengar keluh kesahku..
Engkau mengingatkanku..
bahwa langit tak selamanya harus biru..
Ia bisa lebih dari itu, orange ataupun hitam sekalipun.
Malam itu menenangkan..
setelah keramaian siang hari..
malam adalah sambutan manis untuk kesunyian..
Rintik gerimis mengundang kekasih di malam ini..
Bebauan air yg jatuh ke tanah..
Bercampur suara gemericik air hujan..
Orang2 yg berlalu lalang menghindari hujan..
menutupi kepalanya, seakan2 hujan siap menghantam..
Aku rindu dengannya..
Bertanya-tanya akan kabarnya malam ini.
Ada segurat rindu yang terpendam menjadi belenggu..
dan bahkan kini berambigu..
Sedih bukan?
Menunggu sesuatu yang tidak pasti.
Sungguh hal yang sia-sia.
Ah..hujan
terima kasih telah mendengar keluh kesahku..
Engkau mengingatkanku..
bahwa langit tak selamanya harus biru..
Ia bisa lebih dari itu, orange ataupun hitam sekalipun.
Selamat malam,
Hani
ketika kamu...
by
Hanifah Trya
- 10:19 AM
Tapi, Jika aku pikir, aku tidak terlalu banyak tahu tentangmu.
Tapi meskipun begitu, aku sangat menyukainya.
Benar-benar aneh.
Denting
by
Hanifah Trya
- 10:29 PM
Puisi ini gue buat dadakan di sekolah buat tugas bahasa, dan entah kenapa malah dapet "A"."Denting berbunyi..
ting..tong..
Membuyarkan lamunan panjangku..
Malampun semakin larut..
Dan aku masih duduk setengah sadar..
dalam kursi yang lengang.
Denting berbunyi.. lagi,
dalam sudut dinding kamarku.
Ah...
Kenapa aku tak mengantuk?
Dalam gelapnya kamar dan malam..
Cahaya terang di hadapanku..
belum juga aku matikan sedari tadi..
aku hanya duduk diam mematung, menghadapinya.
Lagi.. lagi..
Denting itu berbunyi..
Untuk kesekian kalinya..
Alunan itu menyatu dengan hewan malam
Krik..krik..ting..
Denting itu seperti memberiku peringatan..
entah apa itu..
Aku muak mendengarnya..
Seperti mengusirku dalam gelap malam."
jadi, puisi ini menceritakan kebiasaan gue yg insom di malam hari dan keberisikan denger bunyi jam HAHAHAHA.
Salam metal,
Hani.