Another Feeling
by
Hanifah Trya
- 3:57 PM
Lagi-lagi tentang perasaan. HAH.
Rasanya lelah mendengarnya.
Maafkan aku, maaf. Untuk kesekian kalinya aku menolak pernyataan seseorang. Sungguh, tapi yang baru aku sadari bukan karena aku takut untuk berkomitmen, bukan. Dan bukan bermaksud sombong pula. Mungkin karena aku menyukai seseorang. Dan bodohnya, aku memang menunggu orang itu juga. Hanya Allah dan aku yang tahu bagaimana perasaanku yang sebenarnya. Sebenarnya mungkin aku tidak ingin memberikanmu jawaban, karena aku takut merusak pertemanan kita, aku takut sikapmu berubah. Aku bahkan tak mengenalmu dengan baik. Bagimana kamu dan lingkunganmu. Sungguh aku tidak mau dengan ketidakpastian. Seperti abu-abu. Sekali lagi, maafkan aku. Tapi, bukankah kita bisa tetap menjadi teman, menjalin silaturahim seperti layaknya teman. Menurutku itu jauh lebih baik, lebih istimewa daripada berada di dalam ikatan yang tak pasti.
Hanifah Trya.
Rasanya lelah mendengarnya.
Maafkan aku, maaf. Untuk kesekian kalinya aku menolak pernyataan seseorang. Sungguh, tapi yang baru aku sadari bukan karena aku takut untuk berkomitmen, bukan. Dan bukan bermaksud sombong pula. Mungkin karena aku menyukai seseorang. Dan bodohnya, aku memang menunggu orang itu juga. Hanya Allah dan aku yang tahu bagaimana perasaanku yang sebenarnya. Sebenarnya mungkin aku tidak ingin memberikanmu jawaban, karena aku takut merusak pertemanan kita, aku takut sikapmu berubah. Aku bahkan tak mengenalmu dengan baik. Bagimana kamu dan lingkunganmu. Sungguh aku tidak mau dengan ketidakpastian. Seperti abu-abu. Sekali lagi, maafkan aku. Tapi, bukankah kita bisa tetap menjadi teman, menjalin silaturahim seperti layaknya teman. Menurutku itu jauh lebih baik, lebih istimewa daripada berada di dalam ikatan yang tak pasti.
Hanifah Trya.
Gatau apa.
by
Hanifah Trya
- 7:36 PM
3 tahun.
Rasanya bukan waktu yang singkat. Dan ternyata rasa hatiku padamu tidak sedikit pun berubah. Walaupun banyak ikan yang mendekati kail, cuma satu ikan yang benar-benar berani mengaitkan tubuhnya. Ya cuma kamu. Hatiku hanya terpaut padamu.
Aku merindu.
Dan selalu merindu.
Aku bertanya-tanya dalam keraguan, "Apa kabar dirinya?", "Bagaimana rupanya?", "Apakah dia baik-baik saja?", "Sedang apa dia?", "Apakah saat ini ada gadis lain yang mengisi hatinya?"
Aku selalu ingin tahu tentang hal itu, walaupun tidak berhak.
Aku gatau kamu akan baca ini atau engga,sepertinya sih engga. Tapi aku pengen kamu tahu, tiap solatku, kusebut namamu dalam doaku, berdoa pada Allah untuk menjaga kesucian hatimu untuk tidak jatuh ke orang lain. Hanya satu yang aku lakukan ketika rindu itu memuncak adalah melihat chat-chat lama kita, yang membuat aku geli untuk mengingatnya, dan menjadikan aku salah tingkah. 'Halo' adalah kata pertama yang kamu gunakan untuk menyapaku. Hatiku terpaut padamu sejak saat itu. Aku menjadi semakin jatuh hati karena kekonyolanmu, sifat lain dari dirimu yang ternyata baru aku ketahui. Semakin lagi karena kamu dateng ke teater aku (walau salah hari). Semakin semakin karena kamu beda.
Aku ingin kamu menyapaku seperti dulu. Karena aku perempuan, gengsiku terlalu besar hanya untuk menuliskan kata 'Hai'. Karena yang pernah aku baca The boy should always be the one to initiate the first move.
Rasanya bukan waktu yang singkat. Dan ternyata rasa hatiku padamu tidak sedikit pun berubah. Walaupun banyak ikan yang mendekati kail, cuma satu ikan yang benar-benar berani mengaitkan tubuhnya. Ya cuma kamu. Hatiku hanya terpaut padamu.
Aku merindu.
Dan selalu merindu.
Aku bertanya-tanya dalam keraguan, "Apa kabar dirinya?", "Bagaimana rupanya?", "Apakah dia baik-baik saja?", "Sedang apa dia?", "Apakah saat ini ada gadis lain yang mengisi hatinya?"
Aku selalu ingin tahu tentang hal itu, walaupun tidak berhak.
Aku gatau kamu akan baca ini atau engga,
Aku ingin kamu menyapaku seperti dulu. Karena aku perempuan, gengsiku terlalu besar hanya untuk menuliskan kata 'Hai'. Karena yang pernah aku baca The boy should always be the one to initiate the first move.
Salam Buat Mr. Choki-Choki dari,
Hani.
REPOST2
by
Hanifah Trya
- 8:54 PM
kali ini. aku hanya takut. takut tidak bisa membedakan rasa sayang
karena nafsu atau karena Allah. aku hanya takut setan, iblis, dan jin
menggoda dengan kompaknya ketika kita bersama. untuk itu... kutahan diri
untuk bertemu denganmu sesering mungkin sampai nanti tiba waktunya jika
kita ditakdirkan bersama.