Selamat ulang tahun ayah. Bagiku, Ayah adalah laki-laki nomor satu.
Sudah
lama aku ingin mengobrol intim dengan Ayah. Mungkin aku terlalu malu untuk mengungkapkannya dalam kata-kata walau kita sering duduk dalam sofa yang sama. Dan akhirnya, aku
putuskan untuk menulis surat saja. Aku harap cara ini tepat dan bisa
membuat ayah mengerti tentang hal yang mengganggu pikiranku selama ini.
Tapi entah berapa kali kita pernah bertengkar dan berbeda pendirian, Ayah tetaplah pria yang kuanggap paling hebat. Ketika semakin mengenal sifat dan karakterku setelah dewasa, Ayah bersikap semakin protective, mungkin karena memang Ayah terlalu sayang padaku. Tapi Ayah, Aku adalah perempuan yang tak mau bahkan tak bisa dilarang-larang.
Cinta ayah padaku memang tak ada yang akan menandinginya. Ayah menunjukkannya setiap hari walau tak pernah mengatakannya. Saat aku pulang dari kampus dengan muka kusam, engkau selalu menanyakan hal baik apa yang kulalui hari ini. Saat aku tak mengabarkan akan pulang malam, engkau menungguku di depan rumah dengan perasaan khawatir. Saat aku berhasil mencapai prestasi walau tak tinggi, ayah tersenyum. Aku tahu sesungguhnya ayah ingin menangis tapi bagi ayah menangis dan mengeluh bukan sikap seorang lelaki. Tak apa ayah, aku bahagia bisa melihat ayah bangga. Ketika mama memasak makanan kesukaan kita, ingatkah ayah hanya mengambil sedikit bagian dan memberikan potongan yang besar untukku? terimakasih ayah.
Ayah, ini adalah akhir dari suratku untukmu. Selamat ulang tahun untuk ayahku. Ayah tentu akhirnya tahu bagaimana anak perempuan ini begitu mengidolakan ayahnya. Tentang harapan-harapanku, semoga Ayah bisa ikut mengamininya. Tentang pria yang kuharap bisa menggenapkan, semoga dia segera datang.
Dari aku, anak perempuanmu
0 comment